Panduan Memilih Buku Untuk Perkembangan Diri
Panduan Memilih Buku Untuk Perkembangan Diri – Mungkin sebagian dari kita masih bertanya-tanya apakah efektif membacakan buku untuk bayi baru lahir, apakah ada manfaatnya mengenal buku sejak dini, dan pertanyaannya mengapa membacakan buku untuk anak?
Tidak ada batasan kapan anak mulai membacakan buku untuknya. Bahkan mungkin sudah dimulai sejak dalam kandungan untuk mengenalkan orang tua pada suaranya sendiri.
Panduan Memilih Buku Untuk Perkembangan Diri
Kebanyakan profesional menganggap membaca, menulis, dan berhitung sebagai keterampilan belajar utama. Meskipun ada yang tidak setuju dan berpendapat bahwa dunia anak usia dini adalah sebuah permainan, namun ada baiknya tidak mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung sejak dini.
30 Rekomendasi Buku Self Improvement Terbaru Oktober 2024
Namun, mengenalkan buku sejak dini tidak sama dengan mengajak anak belajar membaca. Meski membaca tidak pernah lepas dari buku, namun pengenalan seperti ini memberikan dampak positif bagi tumbuh kembang anak.
Keakraban dengan buku sejak kecil memberikan dampak positif bagi anak. Khususnya untuk aspek pembangunan dalam banyak hal. Berikut 10 manfaat mengenalkan anak pada buku sejak kecil.
1. Perkembangan otak lebih baik Sebuah penelitian menyebutkan bahwa anak-anak yang membaca buku menunjukkan lebih banyak aktivitas pada otaknya. Sebab, terjadi integrasi multisensori yang memadukan rangsangan suara dan visual.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh American Academy of Pediatrics pada tahun 2018 menunjukkan bahwa interaksi verbal seperti aktivitas orang tua membacakan buku kepada anak berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berbahasa dan skor IQ pada usia 14 tahun.
Berhenti Bekerja By Ameirul Azraie & Nik Akmal
Jika anak rutin membaca, otaknya akan bekerja lebih aktif. Oleh karena itu, dapat merangsang perkembangan berbagai kemampuan yang dimiliki anak
2. Meningkatkan kemampuan berbicara dan komunikasi. Saat membaca buku, otak beralih antara gambar visual dan makna bahasa.
Perbanyak kosakata dan interaksi serta tanya jawab antara orang tua dan anak juga akan meningkatkan kemampuan komunikasi anak. Karena anak dapat lebih memahami konteks kosakata yang diperoleh melalui penjelasan orang tuanya.
3. Dapat meningkatkan imajinasi dan kreativitas anak. Selain kosa kata, anak juga akan mencatat visualisasi yang ada di buku. Mereka akan dihadapkan pada gambaran tentang hal-hal yang pernah mereka temui secara langsung atau belum pernah mereka lihat.
Pembelajaran Sosial Dan Emosional (pse) Dan Kompetensi Soasial Dan Emosional (kse)
Di usia anak-anak yang sedang mengeksplorasi lingkungan sekitar, tidak jarang buku juga dijadikan mainan. Padahal, buku tergolong mainan edukatif yang aman, terutama bagi anak-anak. Di sini, imajinasi dan kemampuan kreatif anak berkembang melalui penggunaan buku secara terus-menerus.
4. Mengembangkan keterampilan yang berbeda tidak hanya dalam bahasa dan imajinasi, membaca buku, anak dapat mempunyai gambaran keterampilan yang berbeda. Seperti kemampuan beradaptasi dari membaca menuju kebebasan.
Menurut EarlyMoments, pemahaman bacaan yang baik menghasilkan disiplin diri yang lebih kuat, rentang perhatian yang lebih lama, dan retensi memori yang lebih baik. Mata pelajaran ini membantu anak beradaptasi dengan cepat di sekolah.
5. Pengembangan keterampilan berpikir Struktur kalimat dalam buku dan proses pemahaman alur membantu anak membangun pemikiran logis sesuai kemampuannya. Membaca juga dapat menjadi cara anak memahami hubungan antar hasil, sehingga dapat mendorong anak berpikir kritis dan logis.
Prosedur Layanan Bebas Pustaka Online
6. Meningkatkan konsentrasi Keakraban dengan buku disertai dengan membaca seringkali menimbulkan rasa ingin tahu terhadap isi buku. Ini dari segi cerita atau visual. Rasa ingin tahu inilah yang membuat anak berusaha fokus untuk memahaminya.
Dengan rutin membaca buku, anak yang awalnya tidak tertarik akan mulai terbiasa. Seiring berjalannya waktu, konsentrasi anak berkembang seiring dengan kebiasaan membaca buku dan proses memahami isinya.
7. Mempererat ikatan orang tua dan anak. Membaca buku merupakan peluang untuk memperluas interaksi antara orang tua dan anak dari segi durasi dan kualitas. Meski si kecil belum memahami isi buku tersebut, anak akan merasakan kehadiran dan kasih sayang orang tua.
8. Mengembangkan keterampilan sosial dan emosional anak Membacakan buku kepada anak juga membantu anak belajar memahami perasaan tokoh-tokoh dalam buku tersebut. Ini membantu merangsang perkembangan sosial dan emosional anak-anak.
10 Buku Self Improvement Best Seller Bulan Januari Hingga Juni 2022
Untuk anak yang lebih besar, Anda juga bisa mengajak mereka untuk menampilkan peristiwa yang dialami tokoh di kehidupan nyata. Melalui proses ini, anak mempunyai kesempatan untuk belajar mengatasi permasalahannya sendiri dengan melakukan refleksi terhadap isi buku yang dibacanya.
9. Perkembangan minat membaca anak Jika Anda sering memperlihatkan buku dan membacakannya, tentu anak akan akrab dengan buku. Minat membaca anak akan berkembang disini, karena mereka selalu tertarik dengan isi buku.
10. Menumbuhkan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan Buku merupakan sumber ilmu pengetahuan. Dengan minat membaca yang tinggi, otomatis anak sangat dekat dengan ilmu pengetahuan. Semakin banyak buku yang Anda baca, semakin besar kemungkinan Anda memahami banyak disiplin ilmu.
Kemampuan dan kebiasaan membaca anak tidak datang secara tiba-tiba. Orang tua mempunyai peran dalam mengenalkan dan mempengaruhi anak agar menyukai buku. Berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mulai mengenalkan anak pada buku.
Cara Membuat Jurnal Pembelajaran
1. Tunjukkan dan berikan buku untuk bayi Bagi bayi yang baru lahir tentu saja buku merupakan hal asing yang belum terlihat. Oleh karena itu, untuk memberikan gambaran yang konkrit, orang tua perlu diperlihatkan dan dikenalkan secara konkrit dengan buku.
Setelah sosialisasi sebaiknya juga diberikan dan didekatkan kepada anak. Mintalah mereka mencentang bagian-bagian dari setiap buku ketika dibacakan kepada mereka. Jika anak sudah terbiasa dengan buku, orang tua dapat meletakkannya di tempat yang mudah dijangkau oleh anak. Jadi mereka bebas membawa buku itu kapanpun mereka mau.
2. Membaca dengan suara keras Membaca buku dengan suara keras dan nada yang jelas lebih menarik bagi anak. Kita juga bisa mengajak anak menirukan suara-suara yang tidak biasa dari dalam buku.
Misalnya, jika Anda membacakan cerita tentang kucing, ajaklah anak untuk menirukan suara kucing tersebut. Anda juga bisa membaca isinya sambil bersenandung untuk menciptakan suasana bahagia.
Hobi Yang Kian Pupus, 7 Tip Untuk Menghidupkan Semula Minat Membaca
3. Memberikan contoh langsung bagaimana anak memandang panutan terdekatnya, yaitu orang tuanya. Agar anak gemar membaca, orang tua juga harus mengembangkan kebiasaan membaca. Di sini anak mendapat gambaran tentang aktivitas membaca dan keseruannya.
Mungkin sebagian besar dari kita merasa tidak punya banyak waktu untuk membaca buku. Khusus bagi para ibu, meluangkan waktu untuk membaca meski hanya 10 menit juga dapat mengembangkan dan mendidik diri sesuai konsep budaya keibuan.
4. Sisihkan waktu khusus untuk membaca buku, padahal membacakan buku bersama anak bisa dilakukan kapan saja tergantung anak Waktu khusus untuk membaca buku lebih baik, dan tidak harus lama. lamanya. Bagi anak yang lebih besar, Anda juga dapat meluangkan waktu untuk menceritakan kembali isi buku tersebut
Sama halnya dengan waktu tidur, pola tidur yang baik juga bermanfaat bagi anak. Waktu istimewa ini juga dapat menciptakan kenangan berharga bagi anak.
Resensi Buku Filosofi Teras: Mengendalikan Diri Agar Hidup Lebih Tenang
5. Pengenalan buku sesuai usia anak dapat dimulai sejak masa kehamilan. Meski kita tidak bisa menjamin bacaannya akan terdengar, namun diharapkan fungsi pendengaran yang terbentuk sejak dalam kandungan akan membantu janin dalam mengenali suara ibunya.
Anda juga bisa menyajikan buku dengan warna kontras, teks kecil dan ilustrasi sederhana. Tujuannya untuk melatih koordinasi tangan-mata, membedakan berbagai bentuk sederhana, dan mengenalkan media membaca.
Pada rentang usia ini, bayi juga mulai menyentuh, menyentuh, menggigit, dan memasukkan benda ke dalam mulutnya. Sebagai alternatif mainan, Anda bisa memilih bantal buku dengan tekstur tertentu yang dilengkapi dengan gigi.
6. Memahami rentang perhatian anak Orang tua seringkali enggan mengenalkan anak pada buku karena anak cepat bosan jika dibacakan. Rasa bosan ini sering kali dianggap sebagai tanda bahwa anak belum siap untuk dikenalkan dengan buku, apalagi dibacakan cerita.
Ahe Pusat Channel
Perlu dipahami bahwa setiap zaman memiliki rentang konsentrasinya masing-masing. Saya kutip dari publikasi Brain Balance Center bahwa rentang konsentrasi ideal anak adalah dua hingga tiga menit dikalikan dengan usianya.
Misalnya, rentang perhatian anak usia 2 tahun adalah sekitar 4-6 menit, anak usia 4 tahun – 8-12 menit, anak usia 6 tahun – 12-36 menit. Wajar saja, sejak lahir hingga satu tahun, rentang perhatiannya hanya sekitar 3 menit.
7. Biarkan anak memilih bukunya. Mengajarkan anak untuk menikmati aktivitas dan menumbuhkan kecintaan membaca, tidak hanya dengan memberikannya buku. Namun hal tersebut juga didukung dengan kebebasan anak dalam memilih buku mana yang akan dibaca, dengan bantuan orang tua yang membimbingnya pada buku yang sesuai dengan usianya.
8. Batasi Durasi Layar Masalah umum pada anak-anak yang baru mengenal buku adalah paparan terhadap gawai. Hanya sedikit orang tua yang memberikan anak-anak mereka akses gratis ke Internet sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaan rumah atau jalan-jalan untuk saya. Padahal, kesehatan mental ibu khususnya dapat didukung oleh hal-hal yang memberikan efek positif bagi anak.
Ari Kinoysan Wulandari
Untungnya, rentang perhatian anak-anak dapat ditingkatkan dengan membatasi waktu menatap layar. Banyak pakar parenting yang tidak menganjurkan screen time untuk anak usia 0-2 tahun, anak usia 2-3 tahun diperbolehkan maksimal 30 menit untuk permainan edukatif, sedangkan anak usia 3-5 tahun boleh mendapat waktu 60 menit, namun kurang. pengawasan orang tua.
Alangkah baiknya jika orang tua mengenalkan membaca bukan sebagai alternatif, melainkan sebagai kebiasaan yang bermanfaat, agar anak terbiasa tanpa dipaksa. Gabungkan membaca ke dalam jadwal harian Anda. Bahkan dalam perjalanan pun Anda bisa membawa buku untuk menghilangkan rasa bosan.
Kesimpulan: Kegiatan membaca yang menyenangkan dapat membuat anak merasa bahwa bersama buku adalah kegiatan yang menyenangkan, mereka mendapatkan banyak informasi sekaligus hiburan. Tentu saja sangat bergantung pada cara orang tua mengenalkan buku dan proses membaca itu sendiri.
Untuk lebih merasakan manfaat mengenalkan buku pada anak sejak dini, sebaiknya Anda sebagai orang tua memperbaiki kebiasaan dan menganggap membaca itu menyenangkan. Jadi anak-anak bisa melihat bagaimana kita berinteraksi dengan buku Quit Working Home karya Ameyrul Azrai dan Nick Akmal: Cara Mengembangkan Potensi Agar Bisa Memilih Karir yang Diinginkan.
Pelita Dhihin Bookstore (@pelitadhihin) • Instagram Photos And Videos
Berhenti dari pekerjaan Anda: Bagaimana memaksimalkan potensi Anda sehingga Anda dapat memilih karier